Saturday, August 30, 2014

Tante girang

Fenomena Tante girang, , . . . bukan lah hal yg asing lagi di telinga kita, tapi buat cari'a tante girang susah'a mnta ampun. . . .  . . ada bbrapa hal yg bisa di plajarin untuk mncari tante girang. klik disini. . 



















foto jilbab bugil

edannya wanita jaman sekarng. . . . . . . brpakaian.












Mau lebih banyak foto. jilbab tapi bugil klik disini. .


Wednesday, August 27, 2014

Ibu Guru

nama saya RN. tinggi sy 170cm. kulit sy sao matang. sedangkan mata agak kecoklatan ini adalah kisahnyata dan sekaligus pengalaman prtama sy dlm hidup.
Tahun 2004 yang lalu… Saat ini aku sekolah di salah satu SMK yang ada di tanjung pinang (kepulauan riau). Sekolahku letaknya jauh di luar kota (kira2 20 km dari kota tempat tinggalku), dan sehari-hari aku pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula…
Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat dikantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku (berjilbab) sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja EKA), bu eka badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar, sedangkan pantatnya padat dan seksi, bu eka adalah guru kelasku yang mengajar mata pelajaran bahasa inggris, dan dalam hal pelajarannya aku selalu di puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat 8 (maaf bukan memuji diri sendiri!!)
Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu eka sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu.
Saat istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu itu, dan saat itu aku di suruh mengikutinya dari belakang. Jarak kami terlalu dekat sehingga saat aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu eka tersentuh penisku (karena bu eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya) yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kalas. Namun reaksi ibu eka hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah.
Sampai saat aku pulang menaiki bus jemputan kami… Aku dan temanku duduk paling belakang, sedangkan bu eka duduk di kursi deretan paling depan. Saat semua teman-temanku sudah turun semua (saat itu tinggal aku bu ×Eka dan supirnya) bu eka melirik nakal ke arahku, dan tiba tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku dia duduk paling pojok dekat dinding), dan dia menyuruhku pindah di sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya. Saat itu dia meminjan handphone ku , katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku (nokia tipe 6600) entah alasan atau apalah… Saat dia memegang hp ku tiba-tiba hp ku berbunyi, dan deringan hp ku saat itu berbubyi desahan wanita saat di kentot. aaaahhhhh… ahhhhshhhhshshh… oooooo… oooooohhhhhh dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon. Tanpa basa basi bu eka bilang “apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong”. dengan nada berbisik. Yang membuatku nafsu. “jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu… ” Saat itu kupasang ear phone dan langsung aku perlihatkan rekaman video porno yang ku dapat dari temanku.
Tanpa aku sadari bu eka meraba kont*lku yang saat itu sedang tegang-tegangnya, dan dia terkejut, “wooow besar sekali anumu… ” Padahal aku punya ngga gede-gede amat, panjangnya 15 cm dan diameternya 2.3 cm aja yaaa standart lahhhh… Dan terjadilah percakapan antara aku dan bu eka:
Saat itu dia berbisik padaku “aku masih perawan looo… ” di iringi dengan desahan. Lalu jawabku “oh yaaa, saya juga masih perjaka bu… ” bu eka: jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat… (tanpa basa basi lagi) lalu jawabku malu aku: “ngga ah bu , saya ngga berani!!” bu eka: “ayolah… (dengan nada memelas)” aku: “tapi di mana bu? (tanyaku!)” bu eka: “di hotel aja biar aman” aku: “tapi saya ngga punya uang bu” bu eka : “ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!”
Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun langsung beraksi tanpa basa basi lagi. ia melucuti bajunya satu persatu sambil di iringi dengan desahan… yang pertama ia lepaskan adalah jilbab yang menutupi kepalanya, lalu baju, kemudian rok panjangnya. dan tibala saat ia melepaskan bh nya, yang ku lihat saat itu adalah toket ibu yang putih mulus (mungkin karena sering di tutupi kalleeee) dan putingnya yang masih merah. dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya dia bertanya padaku… “mau bantuin ngga… ” lalu hanya ku jawab dengan mengangguk saja. tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putis tipis.
yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. da n timbullah suara desahan yang membuata tegang kont*lku ah… ahh… ahhhhshhhh… terruussss… ohhh… yeahhh… oooohhhhh… au… udahh dong ibu ngga tahan lagi… ooohhhh… yeah… o… o… oo… ohhhh… tanpa ku sadari ada cairan yang membasahi wajahku. cairan putih ituku hisap dan ku tumpahkan ke dalam mulutnya, ternyata bu eka suka “mau lagi donggg… ” lalu aku kembali menghisap pepek bu eka yang basah dan licin kuat-kuat… “aaahhhh… ahhh… aarrgghh… uh… uh… uh… uh… ouuu… yeah… dan di sela teriiakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya crroot… crooot…
di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu eka dan selangkangannya ku buka lebar2, lalu ak u mencoba memasukkan kont*lku ke dalam pepeknya bu eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. saat ku tekan kepala kont*lku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak “ahhhh… ahhhh.ahhhhh… ahhhhh… , sakitttt… ahhh… pelan-pelan dong… ” seakan tak perduli kutekan lagi. kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat “ahhhhhhh… aaaaaa… aaaauuuuu… , sakit… ohh… oh… ooghhhhhh… ” aku paksakan saja… akhirnya tembus juga. “ahhhhhhhhhh… aaaaahhhhhh… , sakitttttttt… ” bu eka berteriak keras sekali…
Sambil ku dorong kontontolku maju mundur pelan dan ku percepat goyanganku. “aahhhhhh… auhhhhhhhh… u.h… u.u… hh… a… u… u… hhhhh.hh.h.h. h… Dia terus menjerit kesakitan, dan sekitar 20 kali goyanganku aku terasa seperti mau keluar. Lalu aku arahkan kont*lku ke mulutnya dan… croot… … crroootttt… sekitar 5 kali muncrat mulut bu eka telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putoh kenta (maklum udah 2 minggu ngga ngocok)
Selang beberapa menit aku baru menyadari kalau pepek bu eka mengeluarkan cairan seperti darah. Lalu ibu eka cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi bu eka langsung menyepong kont*lku sambil tiduran di lantai. Ternyata walaupun perawan bu eka pandai sekali berpose. Lalu ku pegang pinggul bu eka dan mengarahkan ke posisi menungging. Lalu aku arahkan kont*lku ke pepek bu eka, lalu ku genjot lagi… ohhh… oh… o… h.h.h.h.hh… h.hhhhh… h… hhhhhhh… hhhhh… yeahhhhh oouu… yesssss… ooohhhhh… yeahhhhh… saat aku sudah mulai bosan ku cabut kont*lku lalu ku arah kan ke buritnya “sakit ngga… ” laluku jawab “paling dikit bu… ” aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit lalu bu eka berkakta “ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa… ” laluku kentot lagi pepeknya tapisekarang beda waktu aku memeasukkan kont*lku ke dalam, baru sedikit saja sudah di telan oleh pepeknya. Ternyata pepek bu eka mirip dengan lumpur hidup. aku mengarahkan kont*lku lagi ahhh… ahhh… ahhh… ahh… oooouuuhh… yeah… ou… ou… ohhhhhh… dan saat sekitar 15 kali goyangan ku bu eka melepaskan kont*lku “aku mau keluar… ” lalu ku jawab “aku juga bu… , kita keluarin di dalem aja buu… ” “iya deeh jawabnya… ” lalu kumasukkan lagi kont*l ku kali ini aku menusukknya kuatkuat. aaahhhh… ahhhh… aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhhh… saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya crroooot… crootttt… aku mendengar kata-katanya “nikmat sekali… ” aq pun tidur sampai pagi, sedangkan kontol qu masi mnancap di dlam liang surga yg begitu nikmat dlm posisi berbaring dan memeluk ibu guru qu. . selesai


menyesal tapi mu lagi

cirat ini berawal ketika aq gagal mngikuti UMPTN, kurang lebih 13thun aq menganggur. merasa bosan akupun merantau ke
Jakarta untuk mencari kerja sambil menunggu kesempatan untuk
ikut UMPTN berikutnya. Selama di ×Jakarta aku menumpang
ditempat kontrakan kakakku yang juga masih bujangan, yang saat
itu sudah bekerja.
Sekian lama di ×Jakarta rupanya keberuntungan belum berpihak
kepadaku, sehingga akhirnya aku memutuskan untuk pulang
kampung. Soalnya kupikir mending jadi pengangguran di kampung
sendiri daripada lontang-lantung di kota orang.
“Mas..!! Aku besok mau pulang saja ke P,” aku minta ijin
kakakku malam harinya setelah ia istirahat.
“Lho, ngapain pulang? Kan mending di sini dulu, sambil
nyari-nyari kerja. Siapa tahu sebentar lagi dapat kerjaan.”
“Ah enggak enak nganggur terus di sini Mas. Mending nganggur
di P aja. Banyak temannya. Di sini lontang-lantung sendirian
enggak enak.”
“Ya sudah kalau maumu begitu.”
Akhirnya kakakku tidak bisa berbuat banyak dan membiarkan aku
pulang ke Kota P keesokan harinya. Siang itu aku sudah
berangkat dari ×Grogol, tempat kontrakkan kakakku ke arah Pulo
Gadung untuk pulang kampung dengan bus malam. Akhirnya aku
memperoleh bus yang lumayan longgar, karena memang
penumpangnya sedikit. Aku memilih bangku yang isi 2 dibelakang
dekat pintu belakang. Karena kebetulan tempat itulah yang
masih kosong. Lainnya sudah terisi walau cuma satu-satu. Aku
tidak ingin duduk dengan orang yang tidak kukenal karena aku
memang agak kurang bisa bergaul.
Bus berangkat dari ×Pulo Gadung dengan banyak bangku yang masih
kosong. Begitu sampai ×Cakung, bus berhenti lagi dan banyak
sekali penumpang yang ikut naik. Salah satu yang kebetulan
memilih duduk dikursi sebelahku adalah seorang perempuan yang
kalau kutaksir mungkin umurnya sekitar 29 tahun-an. Saat itu
aku masih baru 19 tahunan. Tubuhnya cukup tinggi untuk ukuran
wanita Indonesia yaitu sekitar 160 Cm dengan bobot yang cukup
proporsional. Tidak gemuk dan tidak pula terlalu kurus.
Kulitnya putih bersih dengan potongan rambut pendek ala Demi
Moore. Wajahnya tidak begitu cantik tapi cukup menarik untuk
dipandang.
“Sini masih kosong dik??” tanyanya yang sempat mengagetkanku
“Ooh.. ap..apa mbak?”
“Bangku ini masih kosong enggak? Ngalamun ya?” ia mengulangi
pertanyaannya sambil tersenyum.
“Oh iya mbak masih kosong kok!!”
“Enggak mengganggu kan kalau aku duduk disini?”
“Oh..eh..enggak apa-apa mbak!!”
Akhirnya perempuan itu duduk di sebelahku. Yach, walaupun
tidak begitu cantik namun orangnya putih bersih. Dalam hati
aku sempat bersorak juga, aku pikir ini mungkin rejeki juga
soalnya masih banyak kursi kosong eh, kok perempuan ini malah
memilih duduk di kursi paling belakang. Dan dasar aku yang
sulit bergaul, aku jadi cuma berani mencuri-curi pandang
kearahnya tanpa berani memulai percakapan. Hatiku dag-dig-dug
tak karuan soalnya gugup kalau berdekatan dengan perempuan
yang belum kukenal.
Rupanya lama-lama perempuan itu tahu juga kalau aku selalu
mencuri-curi pandang kearahnya. Karena pas aku lagi melirik
kearahnya, tiba-tiba ia menengok kearahku sambil tersenyum.
Plos! Aku tak sanggup berkata apa-apa saking gugupnya karena
ketahuan telah mencuri-curi pandang.
“Kenapa dik? Ada yang salah dengan diriku?”
“Eh..oh.. enggak apa-apa kok mbak,” jawabku gugup.
“Lho dari tadi ×Mbak amati kamu selalu mencuri-curi pandang
padaku memangnya kenapa?” ia masih tersenyum.
“Ah, eng..enggak kok mbak. Saya memang suka grogi kalau
berdekatan dengan wanita yang belum kenal kok mbak.”
“Ooo.. begitu ya. Eh, ngomong-ngomong adik ini mau kemana?”
“Saya mau pulang ke Kota P, mbak! Nah kalau mbak sendiri mau
kemana?” tanyaku agak berani setelah percakapan mulai terbuka.
“Sama dik! Saya juga mau ke Kota P, tepatnya ke K. Adik P-nya
di mana?”
“Sa.. saya di kotanya mbak!”
“Kalau di kotanya.. kenal sama mbak I enggak? Dia itu anaknya
pak S yang jadi Kepala SD di K. Dia juga rumahnya di
kota-nya.”
“Ooh, mbak I yang dulu pernah jadi juara bintang radio ya
mbak? Kalau itu sich saya kenal banget, wong itu kakakku yang
paling besar kok. Dan dia sekarang malah tinggal di Jakarta
ikut suaminya. Sekarang dia ngajar di salah satu SMUN di
Halim.”
“Ooh jadi adik ini adiknya mbak I ya? Kok saya dulu waktu main
ke rumah mbak I nggak pernah ketemu adik?”
Setelah melalui percakapan yang panjang akhirnya aku tahu
namanya adalah mbak Yn dan bekerja di ×Instansi Keuangan di
bilangan Kalibata Jakarta Selatan. Ia kebetulan pada saat itu
mau pulang untuk cuti selama dua minggu. Dari percakapan
itulah aku juga tahu bahwa ia sudah menjadi janda karena
suaminya kawin lagi dan ia memilih cerai daripada dimadu. Ia
berumur 29 tahun saat itu dan sudah memiliki seorang anak
perempuan yang baru berumur 5 tahun yang tinggal dengan Bapak
Ibunya mbak Yn di K.
Kami berdua semakin akrab, karena mbak Yn memang orangnya
supel dan pintar bicara. Pada saat ia mengeluarkan kue kering
untuk dibagikan padaku, tanpa sengaja tanganku dipegangnya.
Badanku mulai gemetar tak tahu apa yang harus kulakukan,
sehingga aku tetap memegang tangannya yang halus walaupun
kue-nya telah kupegang dengan tangan yang satunya. Tanpa sadar
kami masih berpegangan tangan untuk beberapa saat dalam
kegelapan bus malam yang melaju kencang menembus kegelapan
malam.
Tanpa kata-kata kami saling meremas jemari masing-masing dalam
kegelapan, karena memang lampu bus telah dimatikan. Hatiku
semakin berdebar tak karuan. Apalagi saat kulirik ia juga
menengok ke arahku sambil tersenyum. Aku malu sekali, ingin
kulepaskan tangannya, tetapi justru ia semakin erat
menggenggam jemariku. Bahkan ia menyenderkan tubuhnya ke
badanku. Aku semakin gemetar dan panas dingin dibuatnya.
“Dik Gaber kenapa? Kok gemeteran sih?”
“Eh.. oh.. enggak kenapa-kenapa kok mbak!”
“Memang dik ×Gaber belum pernah punya pacar?”
“Sudah pernah sich mbak.. cuman cinta monyet. Biasa, cuman
surat-suratan waktu SMA dulu,” gemeteranku semakin kelihatan
dalam suaraku.
“Ooh, makanya gemeteran begini. Mbak ngantuk boleh tidur
nyandar bahu dik ×Gaber khan?”
Tanpa menunggu jawaban dariku, mbak Yn telah menyandarkan
kepalanya ke tubuhku. Aku yang duduk di dekat jendela jadi
semakin terpojok. Entah disengaja atau tidak pada saat ia
menyandarkan tubuhnya ketubuhku bagian dadanya yang empuk
ketat menekan lenganku. Hal ini membuat aku yang belum pernah
berdekatan dengan wanita menjadi sangat terangsang. Batang
kemaluanku mulai menggeliat bangun dan mengeras yang
menimbulkan rasa sakit karena terjepit celana jeans-ku yang
ketat. Kemudian tanganku dilingkarkan kepundaknya dan sekarang
ia menyandar di dadaku dengan tangan yang bebas memelukku.
Udara malam yang dingin semakin membuat kami terlena dalam
kehangatan saling berpelukan. Apalagi suasana bus yang gelap
sangat berpihak pada kami. Tangan mbak Yn bergerak perlahan
menyusur tulang iga-ku dan bergerak terus ke atas ke bawah.
Aku yang merasa kegelian dan terangsang bercampur aduk jadi
satu menjadi sesak napasku. Ia terus menggerakkan tangannya
sampai akhirnya ia pun memegang tanganku yang satunya dan
dibimbingnya ke arah dadanya. Dengan rasa penasaran dan takut
kubiarkan saja apa yang dilakukannya. Aku membiarkan saja
tanganku dibimbing kearah dadanya yang kalau kulihat dari kaus
yang dikenakannya besarnya sedang. Begitu menyentuh tonjolan
bukit yang membusung di balik kaos mbak Yn, tanganku
ditekannya. Aku mengikuti saja apa yang dilakukan oleh mbak
Yn. Karena belum tahu apa yang musti dilakukan dalam
menghadapi situasi semacam ini, tanganku hanya bergerak
menekan-nekan seperti apa yang dibimbing mbak Yn tadi.
Sementara itu tangan mbak Yn sudah mulai berpindah. Sekarang
tangannya mengelus lututku kearah atas dan balik lagi ke bawah
sehingga membuat batang kemaluanku yang kencang menjadi
semakin sakit karena terjepit celanaku yang ketat. Aku
menggeser kakiku untuk memperbaiki posisi batang kemaluanku
yang terjepit celana dangan merenggangkan kedua kakiku agak
terbuka. Hal ini membuat tangan mbak Yn semakin leluasa
bergerak menyusur paha ku di bagian dalam hingga
keselangkanganku dan menekannya dengan lembut begitu tangannya
berada di atas bagian celanaku yang menonjol. Napasku semakin
sesak mendapat perlakuan yang seumur hidupku baru kurasakan
ini. Apalagi kemudian tangan mbak Yn seolah-olah memijat dan
meremas batang kemaluanku yang sudah sangat kencang dari luar
celana jeans-ku. Sementara tanganku tanpa sadar sudah mulai
meremas-remas kedua bukit payudara mbak Yn bergantian dengan
gemasnya.
“Sekarang sabuk dik ×Gaber dilonggarkan,” bisik mbak Yn.
“Ken.. kenapa mbak??” bisikku kaget.
“Kalau kencang begini kan ini-nya bisa kesakitan,” kata mbak
Yn sambil menekan batang kemaluanku dari luar.
Seperti kerbau dicucuk hidungnya aku nurut saja apa yang
dikatakan mbak Yn. Kulonggarkan sabukku dan duduk dengan
posisi seperti semula. Aku yang semula penakut sekarang
menjadi lebih berani. Dengan tabah kutelusupkan tanganku
kedalam kaos mbak Yn lewat bawah, kemudian merayap mengelus
perutnya yang halus ke atas dan terus keatas hingga berhenti
di atas bra mbak Yn yang lembut. Tangan mbak Yn bergerak ke
balik punggungnya dan tiba-tiba kurasakan kain penutup bukit
payudara mbak Yn jadi longgar. Rupanya tadi mbak Yn membuka
kait bra-nya yang ada di belakang. Aku jadi leluasa bergerak
meremas dan mengelus kedua bukit payudaranya yang kenyal dan
halus silih berganti. Serasa mendapat mainan baru aku dengan
gemas dan antusias meremas, mengelus dan meraba-raba kedua
tonjolan bukit payudara mbak Yn yang kenyal dan halus itu.
“Mmhhh,” napas mbak Yn kudengar mulai memburu saat dengan
gemas putting payudaranya yang mulai mengeras itu kupelintir
dengan jepitan telunjuk dan ibu jariku. Lalu aku sendiri
merasakan sekarang tangan mbak Yn mulai menarik ritsluiting
celana jeans-ku dan menyusupkan tangannya kebalik CD-ku.
Napasku tertahan dan badanku semakin panas dingin saat tangan
mbak Yn yang lembut mulai menyelusup ke dalam CD-ku dan
mengusap rambut yang tumbuh di sekitar kemaluanku. Tanganku
semakin liar meremas dan meraba kedua bukit kembar di dada
mbak Yn, ketika kurasakan ada sesuatu yang meledak-ledak dan
mendorong di bawah pusarku karena tangan mbak Yn yang hangat
dan lembut kini sudah mulai mengusap dan meremas batang
kemaluanku dengan lembut.
Mungkin mbak Yn yang sudah berpengalaman mengetahui keadaanku
hingga semakin kencang meremas dan mengurut batang kemaluanku
yang sudah sangat kencang. Napasku seolah terhenti, dan mataku
erat terpejam saat kurasakan sesuatu yang mendesak di perut
bagian bawahku tidak dapat kutahan lagi dan meledak. Badanku
serasa mengawang dan kurasakan suatu kenikmatan yang belum
pernah kurasakan saat rasa ingin kencing yang tidak dapat
kutahan lagi keluar dan membasahi tangan lembut mbak Yn.
Crrrtt! Cratt!
“Ahhh!”, tanpa sadar aku melenguh. Aku jadi malu sekali pada
mbak Yn.
“Enak dik??” bisik mbak Yn mesra.
“Ah, mbak Yn. Saya jadi malu karena mengotori tangan mbak.”
“Enggak apa-apa kok. Memang dik Gaber belum pernah keluar
itu-nya?”
“Kalau onani sendiri sich pernah mbak, tapi kalau yang begini,
be.. belum mbak…”
“Terus kalau tidur sama cewek sudah pernah belum?”
“Be.. belum mbak. Saya enggak berani.”
“Nah kalau belum pernah dan ingin merasakan tidur dengan
cewek, nanti kita bisa nginap dulu sebelum pulang. Dik Gaber
mau enggak?”
“Ah, sa.. saya takut mbak!”
“Lho, takut sama siapa? Kan mbak enggak nggigit, malah bikin
kamu keenakan iya kan?”
Aku terdiam karena tidak tahu musti menjawab apa. Di sisi lain
aku ingin dan penasaran sekali merasakan bagaimana rasanya
tidur dengan cewek, sementara di sisi lain aku merasa takut
pada apa. Entahlah aku tidak tahu. Mungkin dogma agama yang
telah tertanam dalam diriku bahwa tidur dengan perempuan yang
bukan muhrimnya adalah zina, membuat rasa takutku timbul. Lama
aku bergulat dalam pikiranku antara ya dan tidak, tetapi
rupanya syeitan telah keluar sebagai pemenangnya. Kediamanku
ternyata dianggap sebagai persetujuanku.
Bus kami sampai ke Kota P dini hari. Pukul 03.00 bus kami
sudah masuk terminal. Sementara untuk pulang harus berganti
bus lagi dan belum ada bus yang ke kotaku yang berangkat.
Apalagi mbak Yn yang dari kotaku masih harus naik angkutan
pedesaan lagi, jadi cukup beralasan kalau kami akhirnya
memutuskan untuk menginap. Kami pun akhirnya mencari
penginapan yang banyak bertebaran di sekitar terminal.
Singkat cerita kami pun check-in satu kamar. Kemudian aku
langsung masuk kamar mandi dan mandi karena risi CD-ku basah
sekali oleh air maniku sendiri setelah di bus tadi aku sempat
mengalami orgasme karena dikerjain mbak Yn. Selagi mandi
tiba-tiba mbak Yn masuk ke kamar mandi dengan tanpa sehelai
kain pun menutupi tubuhnya yang putih. Aku terkesiap. Mataku
melotot menyaksikan pemandangan luar biasa yang baru
seumur-umur kulihat ini. Tubuhnya yang polos berdiri di depan
mataku tanpa ada rasa sungkan sama sekali. Kulitnya putih
bersih, perutnya yang cukup rata tanpa guratan bekas
melahirkan kelihatan serasi dengan tonjolan bukit payudara-nya
yang sedang besarnya yang masih kencang menggantung di dada
mbak Yn. Putingnya kulihat besar dan berwarna agak kecoklatan.
Sementara di bagian bawah perutnya tampak tonjolan bukit yang
lebat ditumbuhi bulu-bulu hitam yang sangat lebat. Sehingga
kulihat sangat kontras sekali perpaduan antara kulitnya yang
putih bersih tanpa cacat berpadu dengan sebentuk warna hitam
yang terpusat di bawah perutnya.
Aku masih melongo saat ia memencet hidungku sambil tersenyum
dan mengatakan ingin ikut mandi sekalian.
“Aku mandi sekalian aja. Soalnya udah keburu ngantuk, biar
tidurnya enak!” demikian ia berkilah.
“Ak.. aku malu mbak,” dalam hatiku sebenarnya senang soalnya
ini adalah pertama kali aku dapat melihat tubuh wanita
telanjang. Syeitan benar-benar telah memanangkan diriku. Yang
kuingin pada saat itu adalah cuma rasa penasaran.
“Alaah.. pakai malu segala,” desisnya, “Ayo sini mbak
mandiin.”
Aku diam saja karena tak mampu berkata-kata lagi. Kemudian
mbak Yn mengambil sabun dan mulai menggosok tubuhku yang sudah
basah dengan tangannya yang penuh sabun. Perlahan rasa nikmat
itu menyerangku lagi saat tangan mbak Yn menggosok punggungku
dengan sabun dan sebentar-sebentar tonjolan lembut dan hangat
di dadanya menekan punggungku dari belakang saat ia menyabun
dadaku dari arah belakang.
“Akhhh,” aku mendesah panjang saat mbak Yn dengan memelukku
ketat dari belakang menyabun tubuhku bagian bawah, aku begitu
terangsang. Di punggungku menempel ketat tonjolan bukit
payudara yang lembut dan hangat, sedangkan selangkanganku
digosok-gosok dan diurut tangan mbak Yn yang lembut.
Kupejamkan mataku untuk menikmati sensasi yang luar biasa
bagiku. Aku merasakan betapa batang kemaluanku yang sudah
tegang berdenyut-denyut dalam genggaman tangan mbak Yn yang
licin karena busa sabun. Ia terus mengurut-urut batang
kemaluanku ke atas dan ke bawah dengan lembut dengan sesekali
diselingi remasan di kantung buah zakarku. Napasku kian
memburu dan desahanku kian kencang.
“Ouchh, shhhh, mbaaakkk.. ouchhhhh!” aku hampir saja merasakan
adanya sesuatu yang mendesak hendak keluar dari bawah perutku.
Dan mbak Yn yang rupanya sudah cukup berpengalaman tahu
keadaanku hingga ia menghentikan aksinya.
“Sekarang gantian mbak yang dimandiin dong,” pinta mbak Yn tak
berapa lama kemudian. Aku pun mengguyur tubuh telanjang mbak
Yn dengan air dan kemudian tanganku dengan canggung mulai
menyabuni punggungnya.
“Pelan-pelan dik, jangan takut,” bisiknya yang membuat
keberanian dan rasa pede-ku mulai bangkit. Aku pun mulai
meraba (menyabuni) punggung mbak Yn kemudian tanganku mulai
berani nakal mulai turun ke pinggulnya, terus turun dan
akhirnya dengan gemas tanganku mulai meremas sambil menyabuni
buah pantat mbak Yn yang besar dan indah. Lalu setelah puas
bermain-main dengan pantat mbak Yn, aku pun mengikuti gaya
menyabun mbak Yn tadi. Tanganku merayap ke depan dan mulai
menyabuni kedua buah gumpalan yang menggantung indah di dada
mbak Yn. Dengan gemas kuurut bukit kembar itu sehingga
putingnya mulai mengeras.
“Oohhhh, enaakkk diiik. Terusshhhh, shhhh!” mbak Yn
mendesis-desis seperti orang kepedasan. Aku pun tak lupa
menempelkan batang kemaluanku yang sudah mengencang sejak tadi
ke tengah-tengah belahan buah pantat mbak Yn yang membuatku
merasa sangat nikmat. Apalagi mbak Yn kemudian menggoyangkan
pinggulnya menggeser dan semakin erat menekankan batang
kemaluanku ditengah belahan kedua belah buah pantatnya yang
licin karena sabun.
“Ouchh, ter.. ter.. ushh dik,” mbak Yn mendesis desis ketika
tanganku mulai bergerak-gerak menyabuni gundukan bukit kecil
yang lebat ditumbuhi rambut di selangkangan mbak Yn. Tubuhnya
semakin liar bergerak menggeser batang kemaluanku yang
terjepit di sela-sela bongkahan buah pantatnya. Tubuh kami
yang licin sangat membantu pergerakan dan gesekan-gesekan
tubuh kami. Hal ini membuat sensasi yang luar biasa bagi kami
berdua. Batang kemaluanku yang terjepit diantara belahan buah
pantat mbak Yn dan tubuhku sendiri semakin berdenyut denyut.
Aku sudah tidak tahan lagi.
“Oochh.. mbaakkk aku su.. sudah tak ku.. aatthh mbaaak!”
bisikku di telinganya. Mbak Yn pun menghentikan gerakannya dan
memintaku untuk segera membersihkan tubuh kami dari sabun.
Beberapa siraman air dingin ternyata cukup untuk menolongku
untuk tidak sampai mengeluarkan air maniku yang sudah
mendesak-desak ingin disalurkan. Aku merasa agak cool walau
pun batang kemaluanku masih tegak berdiri. Dan setelah selesai
mengeringkan tubuh kami dengan handuk, mbak Yn segera
menuntunku untuk menuju ke tempat tidur. Dengan masih
bertelanjang bulat kami bergandengan tangan dan melemparkan
tubuh kami ke tempat tidur double-bed yang empuk.
Kami berbaring saling bersebelahan. Mbak Yn yang sudah
berpengalaman rupanya tahu bahwa aku masih sangat hijau dalam
hal seperti ini. Dengan serta merta tanganku dibimbingnya ke
arah dadanya, sementara tangannya sendiri juga mulai mengelus
dadaku. Kembali kami saling raba dan saling pencet. Tanganku
segera meremas bukit payudaranya dengan gemas bergantian kanan
dan kiri.
“Oohhh, terushhh diiik,” Mbak Yn terus mendesah.
“Aahhh!”, aku pun ikutan mendesah tatkala tangan mbak Yn
kembali mengurut-urut batang kemaluanku dengan lembut. Tubuhku
menggigil menahan kenikmatan yang luar biasa ketika tangan
mbak Yn mengocok-ngocok batang kemaluanku.
“Mbaak, oohhhh!”
“Sek.. sekarang kamu naik.. diiik.. oochhh” mbak Yn pun
rupanya sudah tak tahan lagi. Kemudian dipentangkannya kedua
pahanya lebar-lebar dan disuruhnya aku untuk naik keatas
perutnya.
Aku pun dengan arahan mbak Yn segera menempatkan diri di
tengah-tengah pentangan pahanya dan mulai menindih tubuhnya.
Tangan mbak Yn segera memandu batang kemaluanku dan
diarahkannya ke tengah-tengah gundukan daging di bawah
perutnya yang lebat ditumbuhi rambut.
“Akhhhh!, aku mengerang saat ujung kepala kemaluanku mulai
digesek-gesekkan oleh mbak Yn ke celah-celah yang begitu
hangat dan sudah basah.
“Doronghh.. pelan-pelannh diik. Ouchhh!!”
“Hkk. Ouchhh,” napasku seolah terhenti seketika ketika ujung kepala kemaluanku mulai menerobos celah yang sempit, hangat
dan licin di sela-sela paha mbak Yn. Mbak Yn pun kudengar
napasnya tertahan “Achhh, oochh, terushh.. doronghhhh!”
Aku terus mengikuti aba-aba mbak Yn. Kutarik pantatku ke atas
begitu kurasakan kira-kira hampir separuh batang kemaluanku
terbenam dalam celah kemaluan mbak Yn, dan kemudian kudorong
lagi ke bawah. Setelah beberapa kali kulakukan hal itu aku
disuruh untuk menekan dan membenamkan seluruh batang
kemaluanku ke dalam liang kemaluannya “Sekkaranghhh, ma..
masukkanhh.. Ouchhh!”, Mbak Yn menjerit tertahan saat kutekan
pantatku kuat kuat hingga seluruh batang kemaluanku terbenam
kedalam liang kemaluannya yang masih cukup sempit dan sangat
hangat. Mbak Yn pun segera menggerakkan pinggulnya memutar.
Baru beberapa putaran dilakukan mbak Yn. Tiba-tiba aku
merasakan seolah-olah batang kemaluanku seperti diremas-remas
oleh jepitan daging yang licin dan hangat sehingga mataku
sampai terpejam erat-erat menahan nikmat yang amat sangat. Aku
merasakan seolah olah ada desakan yang maha dahsyat yang
mendesak dari bawah pusarku. Desakan itu terlalu kuat untuk
dapat kutahan
“Ouuchh.. mbakkk, akk sudahhh oochhhhhh”, dengan erangan yang
panjang aku merasakan seolah-olah tubuhku tersentak oleh
aliran listrik ribuan volt, jiwaku seolah melayang dan
kepalaku terdongak ke atas. Mbak Yn yang sudah tahu kondisiku
semakin gila memutar pantatnya diangkatnya pantatnya
tinggi-tinggi untuk menyongsong sodokanku.
“Terr.. russh. Terushhh.. ohhh.. terussshhhh”, desisnya tak
henti-henti. Sementara aku sudah tidak mampu lagi menahan
ledakan yang sedari tadi kucoba untuk menahannya. Dan crrrt,
cratttt! Jebolah pertahananku. Air mani keperjakaanku
menyembur di dalam liang kemaluan mbak Yn yang hangat dan
memenuhi semua celah yang ada di dalamnya. Badanku masih
terkejat-kejat untuk beberapa saat lamanya seolah-olah
menuntaskan sisa-sisa kenikmatan yang ada.
“Terr.. ushhh.. diiikkk, terusshhhh!”, desisnya
berulang-ulang. Namun aku sudah tak mampu bergerak lagi.
Dengan gemas mbak Yn yang rupanya sedang dalam pendakian
segera membalik tubuhku dan kini posisinya menindihku. Walau
pun sudah terkuras air maniku, namun batang kemaluanku belum
begitu mengendur. Sekarang giliran mbak Yn yang bergerak di
atas perutku. Tubuhnya bergerak liar seperti seorang joki yang
sedang menaiki kuda balap. Payudaranya bergoyang-goyang indah.
“Ayo, putar pinggulmu diikkkh.. ouchhh.”
Aku pun mengikuti komandonya. Kugerakkan pinggulku memutar
seperti yang diinginkan mbak Yn.
“Ya, ya.. beg..ituuu. Ouchhhh! Terushhhh!” akhirnya kurasakan
jepitan liang kemaluan mbak Yn semakin erat menjepit batang
kemaluanku. Tubuh mbak Yn tersentak dan matanya membeliak.
“Ouchhhh, terrushhhh,” dan akhirnya tubuhnya ambruk di atas
perutku.
“Shh.. kamu.. sudah cukup hebbathhh dikk!”, napasnya mulai
teratur.
“Tapi saya kalah mbak, saya sudah keluar duluan!”
“Enggak apa apa. Mbak juga bisa orgasme kok! Memang kamu baru
kali ini merasakan bersetubuh ya dik?”
“Iya mbak. Terima kasih ya mbak telah memberikan pengalaman
yang berharga bagi saya.”
“Saya justru yang terima kasih, kamu telah memberikan
kehangatan pada mbak yang sudah cukup lama tidak merasakan
seperti ini sejak bercerai dulu.”
Begitulah kami pun lalu beristirahat sambil tetap berpelukan
dengan tubuh mbak Yn masih tetap menindihku dan batang
kemaluanku masih tetap menancap di dalam kehangatan liang
kemaluan mbak Yn.


Sange Berat

ini cerita awal qu. . . . . . .
 Waktu kuliah di salah satu universitas negeri di Jateng 1995-2002 .Suatu siang tiba2 hpku ada sms dari no yg ngga aku kenal..masih ingat aku? trus aku langsung call no tadi,ternyata dari seorang cewek 
×Tuti namanya, temen waktu awal masuk kuliah dulu tapi beda fakultas. Sempat deket sih waktu penataran dulu (dan aku emang suka)..berawal dari itu aku mulai maen ke kos Tuti. dari beberapa ketemuan aku tahu ×Tuti sdh punya pacar tapi kuliah di luar kota. Pada suatu malam aku ngobrol ma ×Tuti di kamar kosnya,waktu itu jam udah mendekati angka 9..tau kan kalo peraturan di kos cewek kalo lewat jam 9 dah ga boleh.
Nah waktu jam 9 tepat aku pamit mo pulang tiba-tiba Tuti memegang tanganku kamu ga usah pulang..tidur sini aja.. katanya. Wah kebetulan ni pikirku. Kemudian Tuti menutup pintu kamarnya, aku enjoy aja rebahan di bednya sambil ndengerin radio. Tuti lalu bilang ga papa kan nginep disini.. sambil duduk disebelahku. Ya kalo itu maunya Tuti aku ok aja, cuma ga enak ma temen2 kamu,kataku. 2 jam selanjutnya aku ma Tuti ngobrol terus .Pas jam 11 malam Tuti matiin lampu kamarnya gantian nyalain lampu mejanya ,suasana jadi remang2 gitu di iringi suara Dido..aku lihat dia nglepasin branya, jadi tetep pake kaos tanpa bra lalu ikut tiduran di sebelahku. Waktu itu my P dah mulai tegang nglihat putingnya nongol dibalik kaos putihnya. Tak lama aku cium bibirnya sambil memainkan lidahku dalam mulutnya, tangan kananku merangsuk di dalam kaos sambil meremas susunya..Oh halus banget bro..kuplintir putingnya .Tuti terengah-engah merasakan kenikmatan..kemudian kuraih tangannya ke penisku dielus-elus sesekali dikocok pake tangannya bener2 enak kocokannya beda ma pacarku. aku lepas kaosnya, menyembul buah dadanya putingnya dah tegang,langsung aku emut bergantian kanan kiri Tuti semakin horny..tiba2 Tuti melepas celanaku sdh ga tahan lagi pengin mengulum penisku..selang beberapa menit aku ma Tuti sdh telanjang bulat dan sama2 nafsu.. Ku cium mem*knya,kujilati sampai lidahku masuk dalam lubang mem*knya ,ehmm mem*knya wangi ..Kujilati mem*k Tuti sambil tanganku meremas-remas buah dadanya..rupanya Tuti dah horny banget kelihatan dari mem*knya yg udah mekar terbuka ngga usah nunggu lama aku gesek2kan penisku ke mem*knya.Oh..rasanya nikmat bro.. ayo masukkan kont*lnya Mas aku dah ga tahan kata Tuti ,tapi ga aku masukkan dulu terus aku gesek2kan sambil ku tekan itilnya pake penisku.Tuti semakin ga kontrol, dia menarik badanku sambil meraih penisku dicobanya dimasukkan kedalam mem*knya ..Ah..Uh..ayo Mas cepet masukkan.Tuti nyeocos ga karuan.Kudorong penisku pelan2 ke mem*knya sampai masuk seluruhnya.Aaahhh enak Mas..hangat Mas kont*lmu jangan dicabut dulu pelan2 aku tarik lalu dorong lagi keluar masuk.. Tuti juga menggoyangkan pantatnya kekiri kanan..Oh..enak Mas trus Mas .Clop..clop..clop suara dari keluar masuk penisku..Kulihat wajah Tuti yang makin horny. Oh..Tuti mem*kmu enak banget jepit yg keras ya ,kurasakan denyutan dinding mem*k Tuti meremas penisku.Oh..Oh enak Tuti sambil kuciumi bibirnya. Tiba-tiba pintu kamar di ketok dari luar.Tuti aku Heni aku mo ambil bukuku,Tuti bukain dong.. Lalu aku bilang ke Tuti gimana ni..temuin dulu tu temenmu.. goyangan penisku makin aku percepat bukain tu,clop..clop..clop.. Ga usah Mas Uh..Oh Ga Usah jawab tuti sambil geleng2 kepala sedangkan matanya merem melek merasakan kenikmatan.Tuti semakin kelojotan.Terus Mas Terus masukin yg dalam Mas .Ooh..Ooh.aku mau keluar Mas kupercepat goyanganku..Mas ..Mas Akuu Keluuuaarrr seerrr.kurasakan cairan hangat mengguyur penisku yg masih didalam mem*knya .kuhentikan goyanganku..kunikmati orgasme Tuti, Oohh..Oh Enak banget Mas.Mas Hebat..Cowokku aja selalu keluar lebih dulu.Memang waktu itu aku belum merasakan mau keluar (biasanya aku ML ,cewekku bisa orgasme sampai 3X ) Sambil kuciumi bibirnya aku membersihkan lubang mem*k Tuti dengan kaosnya .lalu kusuruh dia nungging, aku mau main doggy style. Ku elus pantatnya yg mulus kemudian kumasukkan pelan2 penisku ke lubang anusnya Oow sakit Mas pelan2 Mas rupanya Tuti belum pernah dioral lwt anus .ku ambil baby lotion di meja lalu kutumpahkan dikit di lubang anusnya,kumasukkan jariku sambil kuciumi mem*knya.selang beberapa lama lubang anus Tuti sudah mulai meregang..kumasukkan lagi penisku Oohh kenceng banget anusmu Tut..akhirnya masuk juga tu penis kudorong keluar masuk pelan2 sambil tanganku bermain di mem*knya ..Ohh..Yes enak Tut ., Iya Mas Ooh..enak..terus Mas Kupercepat gerakanku, Uh..Uh..Uh Tuti terengah-engah Mas nanti kalo keluar masukkan aja ke dalam mem*k Tuti ya katanya. Kamu ga takut hamil? kataku . Ngga Mas,soalnya aku barusan selesai mens ga papa Oooh Oohh..aku mau gini terus Mas nikmat Mas..Oh..Uh.. Semakin lama kurasakan penisku semakin kencanglubang anus Tuti memang bikin sendut-sendut. Kutarik penisku lalu kumasukkan ke mem*knya lagi.Eemmmhh..ayo Mas keluar bareng2 yaKuatur posisiku ,aku rebahan dibelakang punggung Tuti, sambil miring rebahan aku sodok mem*knya dari belakang Oh Mas aku mau keluar lagi .kupercepat gerakan maju mundur kuIya Tut Oh .AClop..clop..clop semakin cepat bunyinya. Mas aku mau keluar Tahan Tut Mas juga bentar lagi keluar sambil ku remas buahdadanya aku percepat sodokanku, akhirnya ga tahan lagi Tut aku keluar.. Iya Mas ayo mas Aaahh Crooot..crooot..crooot..kutumpahkan spermaku ke dalam mem*knya Tuti .dibarengi cairan hangat Tuti jadi satu bercampur dalam mem*knya Oohhhh Mas, aku lemas Mas hebat,.aku rebahkan badanku di sebelah Tuti, tangannya masih memegang penisku sambil dielus-elus Mas..besok aku mau di sodok sama kont*l ini lagi boleh Mas? tanyanya manja Boleh..boleh kapan saja Tuti pengen. Sejak itu aku sama Tuti sering ML di kamar kosnya, kadang siang hari kalo pas lagi horny.Setelah lulus kuliah,aku kehilangan kontak. Selesai


Istri Boos


   Cerita ini terjadi 7 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berumur 14 tahun. Dan sejak peristiwa itu, kemalangan demi kemalangan menimpaku, sungguh jelek nasibku. Kepada siapa aku berani mengadukan nasibku ini, kecuali kepada para pembaca di situs cerita online ini, mudah-mudahan ada yang mau menolongku, mengentaskan nasibku yang jelek. Namaku Nadya, adalah anak bungsu dari 6 bersaudara, ayahku adalah pegawai rendah pemerintahan di kota Malang, keluargaku termasuk miskin, rumah setengah batu, kondisinya sudah tua, namun letaknya di tepi jalan propinsi.
Di rumah, aku tinggal bersama seorang kakak laki-laki, Ayah dan ×Ibuku, sedang mbak-mbak dan mas-masku yang lain sudah berkeluarga. Masih ada lagi, mbak-mbak 2 orang yang membantu× Ibuku, dan kadang-kadang ada seorang tukang antar beras dari desa yang menginap di rumahku kalau kemalaman.
Untuk menutupi biaya hidup keluarga, ×Ibuku terpaksa membuka warung pecel di rumah, lumayan karena untuk keperluan sehari-hari keluarga dapat ditolong dari warung ini. Biarpun baru kelas 3 SMP, tubuhku termasuk bongsor, tinggiku sekitar 150 cm, beratku 38 kg, dan buah dadaku sudah mulai besar, sebesar mangga yang sekilonya berisi dua, kulitku kuning langsat, bersih dan wajahku terbilang cantik, badanku proporsional, kata teman-temanku.
Orangtuaku mendidik dengan ketat dalam suasana jawa dan keagamaan yang taat, dan tabu akan hal-hal yang berbau erotis atau porno, lebih-lebih sampai melakukan hal itu sebelum menikah. Terlebih lagi di usiaku yang masih sangat muda, aku tidak pernah berani mau macam-macam dengan laki-laki yang mencoba menaksirku. Selain itu, aku kasihan dengan orang tuaku, apabila ada kejadian yang menyusahkan beliau berdua.
Kehidupanku berjalan biasa-biasa saja, sampai kejadian itu terjadi. Waktu itu, di tengah malam tiba-tiba aku terbangun dari tidur, aku merasa nafasku sesak, dan mataku gelap, kaki dan tanganku sakit, serta perut dan dadaku tertekan benda yang berat. Aku menjadi panik dan mencoba bersuara tetapi tidak bisa, rupanya mulutku tertutup oleh sesuatu benda, dan juga mataku, sedang benda yang menindihku itu ternyata orang. Tangan dan kaki yang sakit ini, rupanya disebabkan karena telah diikat dengan kuat, sehingga terasa sakit dan tidak dapat bergerak. Setelah sadar betul dari tidurku ini, aku menyadari ada suatu peristiwa yang menakutkan akan terjadi. Tanganku diikat di sisi atas tempat tidur, sedangkan kakiku diikat di sisi bawah sehingga kakiku menganga. Aku telentang di tempat tidur dalam posisi seperti huruf “X”. Aku merasa bahwa sebagian pakaianku sudah tidak melekat dengan benar di badanku, BH-ku tersingkap, dan celana dalamku rupanya sudah tidak ada. Ada tangan yang dengan kasar sedang meraba-raba kemaluan dan buah dadaku, terutama pada kedua puting susuku yang terasa digigit-gigit, ngilu-ngilu sakit. Dan terdengar suara napas ngos-ngosan, sambil menggigit dan menjilat-jilat sekujur badanku, buah dadaku, leherku, telingaku, dan terus turun kebawah. Aku mulai menangis, karena merasa tidak berdaya, tapi tidak bisa, berteriak pun tidak bisa, saking ngerinya, aku kemudian tidak sadarkan diri.
Tidak berselang lama kemudian, aku tersadar kembali, aku merasa posisi badanku belum berubah, masih saja telentang dengan kedua tangan dan kaki terikat pada sudut-sudut tempat tidur. Hanya saja sekarang semua baju yang melekat pada tubuhku telah terlepas, sehingga aku telentang dengan keadaan telanjang bulat. Aku sedih sekali, karena benar-benar tidak berdaya untuk mempertahankan kehormatanku, sebentar lagi hidupku akan hancur, setelah bajingan yang tidak kukenal dan tidak dapat kulihat itu selesai memerkosaku. Aku benar-benar sedih menyadari bahwa bagian terpenting dari hidupku sebentar lagi akan direnggut paksa oleh orang yang tak kukenal.
Rupanya, pada saat semua keluargaku sudah tertidur, ada orang yang masuk ke dalam rumah dan kemudian masuk ke kamarku yang kebetulan kuncinya hanya dari slot kayu yang dipakukan ke kusen pintu, sehingga cukup disentak sekali saja bisa lepas. Rupanya orang tersebut sudah cukup mengetahui situasi rumahku. Tangan dan kakiku masih terikat, dan mulut serta mataku pun masih tertutup, menurut perkiraanku pada saat itu kira-kira pukul 12-1 malam, aku ketahui dari bunyi jangkrik yang sayup-sayup kedengaran. Tiba-tiba aku merasa, badanku ada yang mengelus-elus dan menggerayangi, kedua buah dadaku terasa diremas-remas dan pada bagian putingku dipelintir-pelintir. Bagian perutku terasa dicium dan dijilat-jilat, terus menurun kebawah dan kemudian giliran kedua paha saya yang kemudian dicium-cium dan dijilat-jilat, terus kepangkal pahaku, akhirnya kemaluanku yang menjadi sasaran permainan mulut dan lidah orang tersebut. Terasa lidahnya menyapu kedua bibir kemaluanku dan sekali-sekali terasa lidahnya mencoba membelah bibir kemaluanku untuk menerobos kedalam lubang vaginaku. Pada saat berikutnya terasa klitorisku menjadi sasaran lidahnya. Aku tidak dapat berkutik, ingin kututup pahaku, tetapi kedua kakiku dipegangi dan diikat dengan kuat.
Mula-mula terasa pedih, linu dan nyeri luar biasa. Lidah orang itu, menyapu bibir kemaluanku dan mencoba menerobos ke dalam liang vaginaku, sambil menggigit dan menjilati clitorisku, dan kadang-kadang lidahnya terjulur ke dalam liang vaginaku. Gigitan-gigitan kecilnya mula-mula membuatku merasa sakit, tapi lama-kelamaan muncul rasa lain yang belum pernah kurasakan seumur hidupku, geli, linu, sedikit perih tapi nikmat sehingga membuat seluruh badanku terasa panas dingin. Lama-kelamaan tanpa terasa aku menggoyang-goyangkan pantatku karena menahan rasa geli luar biasa yang ditimbulkan dari permainan mulut dan lidahnya pada bagian-bagian sensitifku itu. Dan dihisap-hisapnya pula, sehingga aku semakin bertambah tak dapat menahan rasa gelinya, dan tangan orang itu pun tidak tinggal diam, dipuntir-puntirnya puting buah dadaku, serta diremas-remasnya, sehingga menambah rasa geli sekaligus nikmat. Aku sudah melupakan rasa takut dan sedih, berganti dengan rasa sangat nikmat, nikmat sekali, sulit kuutarakan rasa nikmatnya. Rupanya inilah, yang disebut dengan surga dunia. Saking tidak tahannya, aku ingin menjerit tapi tidak dapat mengeluarkan suara, hanya desahan dari hidungku, tiba-tiba aku merasakan suatu kenikmatan luar biasa yang tidak dapat kulukiskan dan aku tiba-tiba merasa hendak pipis, “…crut…, crut…, crut…, nyut…, nyut…, nyut…”, dan bagian dalam kemaluanku terasa berdenyut-denyut. Badanku menjadi kejang dan bergetar dengan hebat sampai tak terasa badanku tersentak-sentak dan terangkat-angkat di atas tempat tidur. Rupanya aku telah mencapai yang disebut orgasme. Dan pipisku itu rupanya cairan yang menyemprot dari dalam vaginaku saat orgasme. Setelah saat kenikmatan yang melandaku usai, seluruh badanku terasa lemas tak bertenaga.
Kemudian terasa orang itu mulai menindihku, mulutnya terasa menghisap-hisap leherku, mulutnya berbau aneh, rupanya itu adalah bau cairan yang keluar dari milikku. Tangannya meraba-raba dan meremas-remas seluruh tubuhku, terutama pada kedua bongkahan pantatku, kadang dengan halus tapi seringkali kasar, dan tiba-tiba pada pangkal pahaku, tempat dimana tadi dijilat-jilat dan di sedot-sedotnya, terasa ada benda tumpul, keras lagi besar menggesek-gesek di antara kedua pahaku yang sudah terkangkang itu. Secara otomatis aku mencoba merapatkan kedua kakiku, akan tetapi tidak bisa karena tertahan oleh ikatan pada sudut-sudut tempat tidur. Benda tumpul itu terasa mengoles-oles bibir kemaluanku dan sekali-sekali ditekan pada klitorisku. Terasa sangat geli dan ada perasaan nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhku. Tak terasa kemaluanku menjadi sangat basah dan ini rupanya disadari juga oleh orang tersebut, bahwa aku sudah sangat siap untuk permainan selanjutnya. Secara perlahan-lahan terasa benda tersebut menguak kedua bibir kemaluanku yang masih sangat rapat dan terasa benda tersebut memaksa masuk kedalam lubang vaginaku. Rupanya itu adalah penis orang itu, perasaan sakit pada kemaluanku mulai terasa, pedih, terasa penis orang tersebut yang rupanya sangat besar sulit menembus kemaluanku yang masih perawan, aku mencoba menjerit, tapi hanya terdengar lenguhan dan dengusan dari hidungku saja, karena mulutku dibekap.
Aku mencoba berontak, tapi tidak bisa, karena kedua tangan dan kakiku terikat, benar-benar aku merasa tidak berdaya. Dan akhirnya, aku merasa kemaluanku seakan-akan terbelah dan ulu hatiku seakan-akan disodok oleh benda tumpul, ketika orang tersebut dengan ganas dan kasar secara brutal menekan masuk dengan paksa seluruh penisnya kedalam lubang kemaluanku. Terasa besar dan panjang, memadati serta mengisi setiap sudut ruang kemaluanku, sakit dan ingin pingsan rasanya bercampur aduk dalam diriku. Penis yang besar itu terasa memadati dan terbenam, diam sejenak dalam kemaluanku. Tidak lama kemudian terasa orang itu mulai menaikturunkan pantatnya, sehingga penisnya naik turun, masuk keluar, pada kemaluanku. Mula-mula setiap penisnya bergerak masuk atau keluar dari kemaluanku, terasa sakit dan nyeri, akan tetapi lama kelamaan, rasa perih hilang dan berganti dengan rasa nikmat, perasaan nikmat yang sukar kulukiskan, semakin lama perasaan nikmat itu mulai menjalar ke seluruh tubuhku, sehingga aku merasa seakan melayang-layang. Badanku dengan tidak sadar mulai meresponsnya dengan ikut bergoyang-goyang, dan tiba-tiba badanku bergetar lagi dengan hebat dan bagian dalam kemaluanku kembali berdenyut-denyut dengan hebat, aku mengalami orgasme lagi dan bahkan lebih hebat daripada sebelumnya. Dan rupanya, orang itu masih tetap kuat dan naik turun, terus-menerus, beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme lagi, lagi dan lagi, dan dia masih naik turun terus dengan stabil tanpa ada tanda-tanda akan berhenti, aku keluar terus menerus lagi dan lagi. Sampai seluruh badanku terasa lemas tidak bertenaga.
Aku sekarang benar-benar terkapar tidak berdaya, dengan kedua kaki yang terpentang diperkosa oleh orang tersebut sesuka hatinya. Dan orang itu, suatu saat mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba dia merangkulku kuat-kuat, serta menciumi serta menghisap leherku kuat-kuat, dan terasa penisnya berdenyut-denyut, kemudian terasa cairan hangat kental menyembur dengan derasnya membasahi rongga-rongga lubang kewanitaanku. Dan karena tekanan badannya yang kuat serta denyutan-denyutan yang kurasakan dari penisnya, sehingga membuatku kemblai mengalami orgasme yang ke sekian kalinya secara bersamaan dengan orang tersebut. Badanku bergetar dan akupun merasakan denyutan-denyutan juga, nikmat sekali. Badan orang tersebut terkulai menelungkup di atas badan saya dengan penisnya yang masih terbenam di dalam liang kewanitaanku.
Setelah beristirahat sebentar terasa penis orang tersebut yang masih terbenam dalam kemaluanku mengeras kembali. Dan malam itu rupanya permainan belum usai, dengan semangat menggebu-gebu orang itu mengulangi lagi permainannya, demikian diulanginya sampai tiga kali lagi pada malam itu. Aku sungguh merasa lelah dan lemas sekali, seluruh tulang-tulangku seakan-akan terasa dilolosi, tapi di sisi lain aku merasakan kenikmatan yang teramat sangat luar biasa. Sungguh ini suatu pengalaman pertama yang sulit kulupakan dan bahkan sampai kini pun aku tidak tahu, siapa pelaku sebenarnya. Barang-barang di rumahku tidak ada yang hilang satupun, jadi tentu saja dia bukan pencuri. Baru pada saat menjelang pagi, orang itu keluar dari kamar, dimana sebelumnya satu tali di tanganku dilepaskan simpulnya. Dan setelah orang itu pergi, aku buka talinya, tangan satunya aku lepaskan, rupanya mata dan mulutku diplester, pakai plester putih. Dan kakiku pun sudah kulepaskan. Kulihat, ada bekas-bekas warna merah di sepreiku yang putih warnanya dan badanku pun juga terlihat merah-merah, bekas gigitan dan sedotannya. Celana dalamku, teronggok sobek di lantai, demikian juga baju dan BH-ku.
Aku merasa sedih sekali mengingat aku telah kehilangan milikku yang paling berharga, tapi di lain pihak ada perasaan puas yang melanda diriku dikarenakan perasaan nikmat yang baru saja kuperoleh. Aku tidak berani menceritakan hal itu ke orang tuaku ataupun kepada saudaraku karena malu dan takut. Aku hanya memendam kejadian ini seorang diri saja. Kejadian ini, masih terulang lagi berkali-kali, sampai aku tamat dari SMA dan herannya aku tidak hamil, entah diapakan oleh orang ini. Aku sudah tidak lagi merasa takut apabila kamarku dimasuki kembali oleh orang tersebut, bahkan aku ada semacam perasaan rindu dan kehilangan jika orang tersebut baru datang agak lama. Aku hanya dapat menduga bahwa perbuatan tersebut dilakukan oleh tukang antar beras dari desa yang memang sering bermalam di rumahku, tapi setiap aku bertemu dengannya, dia bersikap biasa saja, seolah tidak ada pernah ada kejadian apapun. Aku sebenarnya ingin meminta pertanggungjawabannya, tetapi malu, jangan-jangan bukan dia, karena sebenarnya aku tidak memiliki bukti apapun.
Setelah tamat SMA, aku dilamar oleh seorang pemuda, dia bersedia menikahiku karena menurutnya dia sangat mencintaiku dan di matanya, aku adalah anak gadis yang lugu, sopan, alim dan tidak pernah macam-macam. Namun apa yang sebenarnya telah terjadi, sungguh membuatku sedih. Pemuda ini, pada malam pertama kami, mendapatiku sudah tidak perawan lagi, dan dia menuduhku sudah berpengalaman. Aku menyadari tuduhannya betul, jadi aku diam saja dan tidak menjawab. Dia bertambah marah, sehingga sering dia pulang larut malam dalam keadaan mabuk. Dalam keadaan setengah sadar itu, dia bahkan sudah mulai berani memukulku. Aku sadar, memang pada awalnya akulah yang bersalah, mengapa dulu aku tidak berterus terang saja pada pemuda yang sekarang telah menjadi suamiku ini. Lama-kelamaan aku tidak tahan lagi karena aku sering disakitinya, sehingga aku pulang ke orangtuaku dan menceritakan tentang tabiat suamiku ini serta latar belakang perlakuannya padaku. Ibuku menyesali nasibku yang jelek, dan menyarankan untuk mencari jalan tengah yang terbaik.